Halo sahabat, ketemu lagi samague. Di artikel ini, gue mau ngomongin topik yang amat berhubungan dengan hobi gue, yaitu Sejarah dan Ekonomi Makro.
Bicara soal revolusi industri, sebagian besar dari lo pasti udah pernah belajar tentang revolusi industri di Inggris, kan? Biasanya di pelajaran Sejarah sering banget membahas ini. Nah, mungkin beberapa dari lo bingung, kenapa kok judulnya revolusi industri 4.0. Kok udah keempat? pertama, kedua, dan ketiganya mana?
Istilah ini sebenernya lagi hitsbanget, guys. Belakangan ini banyak banget yang membicarakan tentang revolusi industri 4.0. Enggak tokoh nasional, enggak tokoh internasional, berkali-kali ngomong
soal “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh
tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena
Industri 4.0.” Jadi, sebenernya revolusi industri 4.0. itu apa? Di
artikel ini gue akan paparkan tentang revolusi industri, mulai dari yang pertama, hingga yang keempat ini. Yuk, simak!
Revolusi Industri
Pertama, kita lihat dulu definisi dari revolusi industri itu sendiri. Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang.
Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita
sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar
ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik,
bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama
menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Lebih detilnya kita harus lihat di setiap revolusi industri, tapi
kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama,
begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan
murah. Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi
kelangkaan. Revolusi industri menurunkan, malah terkadang MENGHILANGKAN
beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang
semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak
jadi bebas, jadi bisa digunakan untuk hal lain, untuk mengatasi
kelangkaan yang lain.
Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan
otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi
kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu
persatu, sesuai urutannya.
Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan,
yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap
dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena
sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot,
tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.
Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi
dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang
amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun. Butuh istirahat
secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses
produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.
Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga
air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk
memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan
kincir air atau kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini adalah,
kita tak bisa menggunakannya di mana saja. Kita cuma bisa menggunakannya
di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.
Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa
diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang
bisa digunakan untuk memutar kincir! Masalah ini juga muncul ketika
tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu
transportasi laut. Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6
bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan
lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. Artinya, kalau mau
berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun!
Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut,
terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan.
Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien & murah
dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun 1776 mengubah
semua itu.
Kini tak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan mesin. Asal
dipasang mesin uap rancangan James Watt ini, sebuah penggilingan bisa
didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun atau daerah berangin.
Sebuah kapal jadi bisa berlayar 24 jam, selama mesin uapnya dipasok
dengan kayu atau batu bara. Waktu perjalanan dari Belanda ke Indonesia
terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma sekitar 2
bulan.
Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah: revolusi industri
memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka ke seluruh
penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. Tidak ada lagi cerita
tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan
Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti
terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. Negara-negara Imperialis di
Eropa ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan
di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda akhirnya
menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan Bali,
yang belum ditaklukkan. Revolusi Industri pertama mengubah peta geopolitik Afrika di abad IX
Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan
air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di
bidang produksi, transportasi, bahkan militer. Barang-barang yang
diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah
didapat. Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli
barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga
barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh
lebih laku. Revolusi industri ini juga mengubah masyarakat dunia, dari
masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani,
menjadi masyarakat industri. Intinya, kelangkaan TENAGA yang
semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi,
mendadak lenyap. Tenaga tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan
air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih
fleksibel, dan lebih awet. Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula
begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin
produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap. Artinya,
mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa
dipekerjakan di bidang lain.
Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti
menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi
kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi
besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki
ladang/sawah berhektar-hektar. Kini orang-orang kaya yang memiliki
mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak
seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. Kini orang-orang bisa
memproduksi tanpa memiliki tanah pertanian. Kini oran-orang-orang bisa
jadi kaya tanpa … gelar bangsawan, karena sebelumnya cuma para bangsawan
yang bisa memiliki faktor produksi (tanah) dalam jumlah besar. Dominasi
kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan
tahun terpatahkan sudah. Penampakan mesin uap Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.
Namun, dampak negatif revolusi industri ini, selain pencemaran
lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang
sudah kalian pelajari di buku teks sekolah kalian, adalah penjajahan di
seluruh dunia. Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan
Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. Nah, daripada lama-lama di
revolusi industri yang sudah biasa dipelajari di sekolah, kita langsung
ke revolusi industri kedua, yang jarang banget dibahas di sekolah.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal.
Namun, yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri kedua yang
terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan
mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap
mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik
masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal:
transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga
macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara
dirakit di satu tempat yang sama. Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0.
Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di
pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang
sama. Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang
tukang-perakit memroses barang tersebut dari nol hingga produk jadi.
Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum
industri 2.0. Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang
“Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari
merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.
Namun, proses produksi ini memiliki kelemahan besar: perakitan
dilakukan secara PARALEL. Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses
perakitan harus dilakukan oleh buaanyak tukang secara
bersamaan! Artinya setiap tukang harus diajari banyak hal: memasang ban,
memasang setir, dll. Seandainya ada masalah dalam proses perakitan,
mobil yang belum jadi harus “Digeser” dan si tukang harus meminta mobil
baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. Butuh waktu
untuk memindahkan mobil bermasalah ini. Butuh waktu mendapatkan mobil
baru, dan proses perakitan harus mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses
perakitan mobil seperti ini terasa lambat.
Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil
murah pertama di dunia, “Ford Model T” yang tersohor, mereka kebanjiran
pesanan. Mereka tak bisa memenuhi target produksi mereka. Maklum, butuh
waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford
Model T! Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam
setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa
dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.
Revolusi terjadi dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913.
Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang
menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir
untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban
misalnya. Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil
tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu
dirakit secara SERIAL. Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya,
barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan
biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang
jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap. Proses perakitan mobil Ford model T jauh lebih efisien dengan bantuan conveyor belt.
Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini
menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa
dirakit cuma dalam 95 menit! Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak,
dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil di tahun
1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya
menembus 1 juta mobil per ahunnya di tahun 1922, dan nyaris mencapai 2
juta mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15
juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di
tahun 1927.
Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma
industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga
budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu?
Begini, loh, produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti
membuat mobil menjadi barang terjangkau. Sejak Model T diproduksi
massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas
menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau
meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya
mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja jadi jauh lebih
mudah, tidak tergantung jarak, tidak tergantung jadwal transportasi
umum. Ini menyebabkan munculnya daerah yang disebut “Suburb”
atau “Pinggiran” yaitu perumahan yang muncul di pinggir kota, bukannya
di pusat kota. Mendadak, jutaan orang ini butuh garasi, tempat parkir,
bengkel ganti oli, bengkel ganti ban, tukang cuci mobil, dan 1001 hal
lain yang tidak terpikir sebelumnya.
Itu baru mobil. Produksi menggunakan conveyor belt ini juga
menurunkan waktu dan biaya produksi di banyak bidang lainnya. Artinya, bertambahnya waktu, menyebabkan berkurangnya kelangkaan waktu. Selain itu, conveyorbelt
juga digunakan untuk mengangkut barang tambang dari tambang ke kapal
lalu dari kapal ke pabrik. Sekali lagi, menghemat waktu dan tenaga.
Masih belum cukup, penggunaan conveyorbelt dan lini
produksi juga menghemat luas lahan yang diperlukan pabrik. Artinya,
kelangkaan lahan perkotaan untuk produksi juga berhasil dikurangi.
Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer di
Perang Dunia 2. Meski bisa dikatakan bahwa revolusi industri 2.0 sudah
terjadi di Perang Dunia 1, di Perang Dunia 2-lah efeknya benar-benar
terasa. Ribuan tank, pesawat, dan senjata-senjata tercipta dari
pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Ini semua
terjadi karena adanya produksi massal (massproduction). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang jadi komplit.
Nah, itu baru industri 2.0, revolusi apa lagi yang berikutnya? Tebakan gue sih kalian bisa menebak kelanjutannya, sebab komponen terpenting industri 3.0 udah sering banget kalian temui.
Revolusi Industri 3.0
Setelah mengganti tenaga otot dengan uap, lalu produksi paralel
dengan serial, perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia industri?
Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi
industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi
barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era
industri!
Revolusi industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad
industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi
pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan
dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang
berpikir secara otomatis: komputer dan robot.
Komputer semula adalah barang mewah. Salah satu komputer pertama yang
dikembangkan di era Perang Dunia 2 sebagai mesin untuk memecahkan kode
buatan Nazi Jerman, yaitu komputer yang bisa diprogram pertama yang
bernama Colossus adalah mesin raksasa sebesar sebuah ruang
tidur. Tidak punya RAM, dan tidak bisa menerima perintah dari manusia
melalui keyboard, apalagi touchscreen, tapi melalui pita kertas. Komputer purba ini juga membutuhkan listrik luar biasa besar: 8500 watt! Namun kemampuannya gak ada sepersejutanya smartphone yang ada di kantong kebanyakan orang Indonesia saat ini. Bayangin
kalo komputer lo sekarang sebesar ini! Ini adalah foto komputer
Colossus, yang menjadi pijakan awal revolusi industri 3.0.
Namun, kemajuan teknologi komputer ngebut luar biasa setelah
perang dunia kedua selesai. Penemuan semi konduktor, disusul
transistor, lalu integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin
kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, sementara kemampuan
berhitungnya terbang ke langit.
Mengecilnya ukuran komputer menjadi penting, sebab kini komputer bisa
dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Kini,
komputer menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali
lini produksi, sama seperti operator telepon di perusahaan telepon
diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon nomor telepon
untuk menghubungi teman kita. Proses ini disebut “Otomatisasi” semuanya
jadi otomatis, tidak memerlukan manusia lagi. Artinya, sekali
lagi terjadi penurunan kelangkaan sumber daya manusia, terbebasnya
ribuan tenaga kerja untuk pekerjaan – pekerjaan lain.
Seiring dengan kemajuan komputer, kemajuan mesin-mesin yang bisa
dikendalikan komputer tersebut juga meningkat. Macam-macam mesin
diciptakan dengan bentuk dan fungsi yang menyerupai bentuk dan fungsi
manusia. Komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya, pelan-pelan
fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang.
Namun, ini bukan berarti tugas manusia di produksi bisa digantikan
sepenuhnya oleh robot. Pabrik-pabrik mobil semula berpikir revolusi
industri 3.0 ini akan seperti 2.0, di mana produksi paralel diganti
total oleh lini produksi, robot akan secara total diganti oleh manusia.
Pabrik-pabrik mobil di tahun 1990an mencoba mengganti semua pegawai
mereka dengan robot, hasilnya adalah produktivitas malah menurun. Elon
Musk mencoba melakukannya lagi di tahun 2010-an ini di pabrik mobil
Teslanya. Sekali lagi, semua orang menemukan fakta bahwa untuk produksi
mobil, kombinasi manusia dan robot-komputer adalah yang terbaik.
Munculnya robot dan komputer menjadi penolong manusia, bukannya
penggantinya.
Sekali lagi, revolusi ini mengubah masyarakat. Negara-negara maju
seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat cenderung berubah
dari mengandalkan sektor manufaktur, menjadi mengandalkan sektor jasa
seperti bank, studio film, TI, dll. sebagai motor ekonomi mereka. Mereka
berubah dari ekonomi industri menjadi ekonomi informasi.
Karena kemajuan ini juga, terjadilah perubahan dari data analog
menjadi data digital. Misalnya, dari merekam musik menggunakan kaset
menjadi menggunakan CD, dari menonton film di video player menjadi menggunakan DVD player;
dst. Ini terjadi karena komputer itu cuma bisa bekerja dengan data
digital. Karena inilah revolusi industri ketiga ini nama lainnya adalah “Digitalrevolution“. Karena revolusi ini juga, video game menjadi
sesuatu yang normal dalam kehidupan kita, menjadi bisnis dengan nilai
milyaran, bahkan trilyunan Dolar. Di sisi negatifnya, digitalisasi,
komputerisasi membuat kejahatan-kejahatan baru muncul: penipuan
menggunakan komputer,
OK, setelah pemasangan komputer dan robot dalam proses produksi,
memangnya ada kemajuan apa lagi? Memangnya kemajuan apa lagi sih yang
bisa terjadi di dunia industri?
Revolusi Industri 4.0
Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran
industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari
peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru
muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan
“Revolusi Digital”. Nah, lo mungkin bisa nebak, setelah 2 revolusi itu, revolusi macam apa lagi sih yang bisa terjadi?
Perhatikan deh, semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi
sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih
mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya
meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi,
industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai
dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia komputer kita
akhir-akhir ini?
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer
tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil
sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi
punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita
jadinya SELALU tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian
pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat
komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat
setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui SAAT
ITU JUGA oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada! Ponsel
pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan
dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001
cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor
tersebut yang merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi ini
bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan
bisa melacak gerakan semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam
pabrik. Dari gerakan tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau
pegawai-pegawai tersebut menghabiskan waktu terlalu banyak di satu
bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki. Masih ada 1001
informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang
semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah
data baru ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing.
Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang
besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak
data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa
dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan
yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah
superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk
kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk
melakukannya secara terpisah.
Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning,
yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar
bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat
untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita
“AlphaZero AI”. Sebelum Machine Learning, sebuah komputer
melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh
manusia. Untuk lebih detilnya, lo bisa baca artikel mengenai Artificial Intelligence.
Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar
biasa, dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh
superkomputer dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia.
Kenyataannya tentu saja saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning,
masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia,
negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja
masih terus menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri
keempat ini, sebab revolusi ini MASIH berlangsung, atau bahkan BARU
DIMULAI. Tantangannya masih banyak. Koneksi internet misalnya, belum
universal. Masih ada beberapa daerah yang tak memiliki koneksi internet,
bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu, koneksi internet
berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan pasti berusaha
mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan komputer
pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.
Penutup
Kita saat ini sedang dalam masa bersejarah, masa saat revolusi
industri keempat sedang dibicarakan, dipersiapkan, diperdebatkan, dan
dimulai. Melihat pola sejarah, akan terjadi perubahan besar di dunia
ini. Jutaan pekerjaan lama yang semula mapan, yang semula diandalkan
oleh kakek-nenek bahkan ayah-ibu kita akan menghilang. Jutaan pekerjaan
baru yang tak terpikirkan oleh kita akan muncul. Jadi, gue sih cenderung optimis soal ini, ya.
Setiap revolusi industri sebetulnya adalah proses yang rumit dengan
pengaruh luar biasa luas maupun dalam di masyarakat. Artikel yang gue
tulis ini baru menyentuh permukaan setiap revolusi industri, di saat
revolusi industri keempat sedang berlangsung. Jadi, sebenarnya kita
masih belum tahu sejauh mana revolusi industri 4.0 ini akan memberikan
dampak bagi peradaban manusia. Namun, gue mengajak lo semua untuk
berspekulasi, dengan basis segala hal yang terjadi pada ketiga revolusi
industri sebelumya, kita bisa menerka apa yang akan terjadi di masa
mendatang.
Jujur saja, gue ini seringkali lebih pesimis daripada orang-orang lain. Namun, untuk kasus ini, gue
optimis. Karena, setiap revolusi industri, walaupun mengguncang
Ekonomi, Politik, bahkan budaya, meski memiliki banyak sekali sisi
negatif dan masalah, selalu membawa kita ke masyarakat yang lebih baik.
Revolusi industri keempat akan menggilas banyak orang, tetapi siapa
bilang orang-orang yang tergilas itu tidak bisa bangkit dan memanfaatkan
roda penggilas mereka? 1 Sampai di sini dulu, ya. semoga artikel gue ini bermanfaat. Sampe jumpa lagi di artikel berikutnya
Generasi ke 5 Perkembangan Komputer Sejak dahulu, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejak dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik. Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanja, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang menghubungkan berbagai tempat di dunia. Sejarah Komputer menurut periodenya adalah: Komputer Generasi Pertama (1946 Sampai 1959) Komputer Generasi Kedua (1959 S...
Pada saat kita ingin melakukan instalasi jaringan komputer , terlebih dahulu kita harus memperhatikan bentuk/ struktur topologi yang dipakai. Nah, artikel kali ini membahas tentang pengertian topologi jaringan pada komputer secara lengkap dan komplit. Topologi jaringan sendiri merupakan suatu bentuk/ struktur jaringan yang menghubungkan antar komputer satu dengan yang lain dengan menggunakan media kabel maupun nirkabel. Dalam instalasi jaringan, kita harus benar-benar memperhatikan jenis, kelebihan dan kekurangan masing-masing topologi jaringan yang akan kita gunakan. Bijak dalam memilih topologi akan berdampak pada efisiensi dan dana yang anda butuhkan nanti. Topologi Jaringan Komputer Misalkan begini, jika anda hanya ingin membuat jaringan yang sangat sederhana, mungkin topologi Bus bisa menjadi pilihan anda, namun jika anda ingin membuat jaringan yang sedang atau besar, anda harus memilih jenis topologi yang lain karena topologi Bus sangat tidak disarankan. ...
Saat ini apllikasi internet yang tersedia sudah banyak dan akan terus bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Aplikasi aplikasi internet ini kemudian dipakai dalam berbagai bidang, seperti contoh bidang akademik, bidang militer, kodoketeran, surat kabar, pengiklan, dan masih banyak lagi yang memilki kaitan erat dengan aplikasi internet. Dari sekian banyak aplikasi internet yang ada saat ini, yang paling banyak dikenal dan digunakan, antara lain Word Wide Web. [www], E-mail, Mailing List, [Milis], Newsgrup, Internet Relay Chat, File Transfer Protocol [FTP], Talnet Gopher, dan Ping. berbagai macam aplikasi internet Berikut penjelasan dari beberapa Aplikasi yang sering di pakai dalam aplikasi internet. 1. Word Wide Web Word Wide Web atau wwww adalah aplikasi yang paling sering dipakai dan merupakan aplikasi yang paling penting. Aplikasi www dapat dimanfaatkan berbagi hal. www adalah file-fle yang ada di internet dan tersimpan pada beberapa se...
Komentar
Posting Komentar